Undang-Undang Pajak dan Belanja Trump Bergerak ke DPR
Berita hari ini fokus pada undang-undang pajak Trump yang melangkah ke depan setelah melewati Senat. Kendati nyatanya ada perdebatan hebat, segalanya kini menuju DPR. Simak selengkapnya di sini!
Perdebatan Panjang tentang Undang-Undang Pemotongan Pajak
Selamat pagi, pembaca setia! Hari ini, kita akan membahas berita politik terkini di AS. Sebuah undang-undang ambisius mengenai pemotongan pajak dan belanja dari Donald Trump telah berhasil melewati Senat dengan suara tipis dan kini siap untuk dibawa ke DPR. Dengan perdebatan panjang yang mencerminkan kepentingan yang saling bertentangan, undang-undang ini tentunya menarik perhatian banyak pihak.
Hasil Suara Mencolok dan Konsekuensinya
Dengan suara 51-50, Senat meloloskan RUU itu setelah Wakil Presiden JD Vance memecahkan kebuntuan, menyusul tiga anggota Partai Republik yakni Thom Tillis, Susan Collins, dan Rand Paul yang memilih menentang bersama 47 Demokrat. Dikhawatirkan, RUU ini akan meningkatkan defisit sebesar $5 triliun dan berdampak signifikan pada sistem kesehatan di AS. Hal ini membuat banyak pihak meragukan proyeksi positif yang dibangun Trump.
Ketahanan Terhadap Cuaca Buruk
Di DPR, di mana Partai Republik memiliki mayoritas tipis, pemungutan suara tampaknya akan cukup mendebarkan. Mike Johnson sang Ketua DPR mengungkapkan harapannya agar bisa membawa undang-undang ini melalui Komite Aturan secepatnya. Namun, cuaca buruk bisa mengganggu rencana itu, dengan badai yang berpotensi mengubah semua jadwal perjalanan ke Washington untuk lawatan politik.
Peran Trump dalam Mendukung RUU
Di sisi lain, Trump telah berjanji untuk lebih aktif terlibat dalam menggiring dukungan dari partai untuk meloloskan RUU tersebut. Dalam sebuah acara terbaru di Florida, Trump berkilah bahwa “ini adalah sebuah undang-undang hebat, dengan sesuatu untuk semua orang”. Namun, harapan optimis itu mungkin tampak terlalu berlebihan mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi di lapangan.
Pertikaian Selebriti di Tengah Badai Politik
Omong-omong, RUU ini juga membawa kembali berita tentang pertikaian antara Trump dan Musk, setelah Musk menganggap kebijakan ini “gila” dan mengancam akan membentuk partai baru jika undang-undang itu disetujui. Sebagai tanggapan, Trump bercanda bisa “mempertimbangkan” untuk mendeporasi Musk. Sambil menunggu perkembangan lebih lanjut, mari kita lihat situasi yang lebih kompleks ini.
Gencatan Senjata dan Isu Imigran di Florida
Di luar itu, berita lain datang dari pengumuman Trump di platform media sosialnya, mengenai kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Hamas. Yang menarik, perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di jadwalkan berkunjung ke Gedung Putih pada tanggal 7 Juli. Sementara itu, Trump yang mengunjungi fasilitas penahanan migran di Florida, mengungkapkan pandangannya yang kontroversial tentang kondisi di sana.
Keputusan Pentagon dan Serangan Terbesar Moskow
Kedua, Pentagon saat ini telah menghentikan pengiriman rudal pertahanan udara dan amunisi presisi ke Ukraina karena keprihatinan mengenai persediaan AS yang menipis. Di sisi lain, serangan udara dari Moskow ke Ukraina mencapai puncaknya dengan lebih dari 500 peluru diarahkan pada malam sebelumnya, disoroti sebagai serangan terbesar selama tiga tahun konflik.
Banyak isu substansial muncul dari rencana pemotongan pajak Trump. Dengan kekhawatiran akan dampak terhadap defisit dan kesehatan publik, nada optimis dari Trump tampaknya berisiko. Pertikaian seputar kebijakan dan dampak lainnya mewarnai latar belakang politik saat ini, menjadikan situasi ini semakin menarik untuk diikuti.