Senator Republik Menolak Bill Besar Trump: Apa Artinya?
Inilah berita terkini dari meja politik yang menyajikan analisis seru tentang senator-senator Republik yang menolak bill besar dari Trump. Bergabunglah dalam ulasan mendalam ini!
Lima Senator Republik Melawan Bill Trump Yang Besar
Senator-senator Republik yang menentang bill Trump: Selamat datang! Kita kembali lagi dengan ulasan mendalam dari meja politik kami. Newsletter kali ini akan menyentuh tiga senator Republik yang berani melawan arus dan memilih untuk menolak bill besar Trump. Selain itu, kita akan membahas kemenangan primari dari Zohran Mamdani dan apa maknanya untuk pemilihan walikota New York mendatang.
Proses Pemungutan Suara Yang Menguras Energi
Dalam usaha yang sangat ketat, para senator Republik berhasil melewati rintangan untuk meloloskan bill kebijakan domestik besar Presiden Donald Trump. Sebuah sesi ‘vote-a-rama’ yang tidak kurang dari 26 jam menjadi puncaknya. Dengan hanya tiga suara yang diraih, senator Mayoritas John Thune harus menghadapi kenyataan pahit ketika dia kehilangan beberapa suara, dan wakil presiden JD Vance dikerahkan untuk memecahkan kebuntuan. Tiga senator yang memilih ‘tidak’ ini menemukan diri mereka dalam posisi politik yang sangat unik dan berbeda dibandingkan dengan rekan-rekan mereka.
Senator Rand Paul dan Kebijakan Utang
Pertama, kita punya Sen. Rand Paul dari Kentucky. Dia sudah lama menolak bill ini karena beban biaya yang akan menambah utang negara hingga $3,3 triliun dalam kurun 10 tahun ke depan. Tapi entah bagaimana, Paul selamat dari amarah Trump. Meskipun dia jadi target beberapa unggahan di media sosial, tidak ada ancaman berarti untuk pemilihan selanjutnya. Sementara itu, rekan senatnya Thomas Massie bertahan keras menolak bill namun mendapatkan tantangan dari Trump. Beruntung bagi Paul, dia tidak perlu memikirkan pemilihan kembali hingga 2028.
Senator Thom Tillis dan Pencabutan Medicaid
Kemudian ada Sen. Thom Tillis dari Carolina Utara, yang situasinya jauh lebih rumit. Setelah mengumumkan penolakannya terhadap bill, politikanya terancam karena Trump mulai mengambil langkah-langkah terhadapnya. Di bawah tekanan besar untuk tidak menghadapi kandidat dari dalam partai yang pro-Trump, Tillis pada akhirnya menentukan untuk tidak berkampanye ulang pada pemilihan 2026. Dia mengecam bill tersebut dengan mengatakan, ” Apa yang saya katakan kepada 663,000 orang dalam dua tahun mendatang ketika Trump menghentikan Medicaid?” Suaranya terasa penuh emosi saat berbicara di depan umum.
Senator Susan Collins dan Pilihan Sulit
Lalu ada Sen. Susan Collins dari Maine, yang berada dalam posisi yang agak rumit. Dia dikenal kadang-kadang melawan kehendak Trump, tetapi sebagai satu-satunya senator Republik dari negara bagian yang dimenangkan Kamala Harris, dia relatif tidak terpengaruh. Collins butuh berpikir dua kali sebelum memilih. Mendukung bill bisa memberikan keuntungan bagi kampanyenya dengan perluasan pemotongan pajak dari 2017, tapi akhirnya dia tetap ragu. Seperti Tillis, dia merasa potongan dari program-program jaminan sosial terlalu besar untuk dipertaruhkan.
Melihat Ke Depan Setelah Pemungutan Suara
Legislasi sekarang kembali menuju Dewan Perwakilan, dipimpin oleh Ketua Mike Johnson yang akan berusaha keras untuk meyakinkan mayoritas kecilnya. Ini adalah langkah penting sebelum bill ini sampai ke tangan Trump untuk diteken. inilah waktu yang krusial untuk melihat apakah ketiga senator tersebut memiliki cukup pengaruh dalam struktur partai agar suaranya didengar lebih lanjut.
Zohran Mamdani dan Pemilihan Walikota Yang Menarik
Di sisi lain, karibu kita beralih pada perkembangan menarik di New York. Setelah menyingkirkan mantan Gubernur Andrew Cuomo di primari, Zohran Mamdani kini menghadapi panggung pemilihan umum. Hasil akhir menunjukkan bahwa Mamdani memenangkan pemilihan dengan selisih 12 poin. Namun, banyak yang meragukan dampaknya terhadap pemilihan umum mendatang, terlepas dari pandangan hawkish seperti itu, terutama di antara para pemimpin masyarakat dan bisnis. Konsekuensi bagi Mamdani dari langkah ini mungkin jauh lebih dalam dari yang terlihat saat ini.
Masalah dan Tantangan Pemilihan di New York
Cuomo masih terlihat di luar gambar dan bisa saja melawan arus dengan tetap mencalonkan diri dalam partai barunya. Jumlah suara yang didapatnya semakin mengecil dengan waktu, dan ketidakpastian tetap menghantui pemilih. Jika tidak ada kesepakatan di antara calon yang bukan Mamdani untuk bersatu, pemilihan akan semakin terfragmentasi.
Posisi Mamdani yang Menarik Menuju Pemilihan
Namun, di tengah kebingungan ini, Mamdani dapat memperhitungkan keuntungan bersaing dalam pemilihan di salah satu kota paling biru di negara ini. Meski ada banyak duri, dia akan bertindak sebagai kandidat untuk garis partai dan bisa jadi mendapatkan dukungan dari Partai Keluarga Pekerja. Dalam suasana yang penuh liku-liku, dapatkah Mamdani menahan semua batu sandungan menuju pemilihan bulan November yang penting ini?
Dengan senat yang terpecah dan pemilu mendatang yang penuh tantangan, para senator Republik yang melawan Trump semakin terlihat di tengah kebangkitan politik yang bergejolak. Kita juga menyaksikan pilihan yang sulit bagi Mamdani di New York, di mana berbagai kandidat dapat menentukan arah pemilihan. Bagaimana dampak keputusan ini terhadap partai-partai dan pemilih di masa depan adalah pertanyaan besar untuk dijawab.