Elon Musk Berencana Mendirikan Partai Baru Setelah Perselisihan dengan Trump
Elon Musk berusaha mendirikan partai politik baru setelah perselisihan dengan Trump. Tapi, tantangan yang dihadapinya jauh lebih kompleks daripada yang dia kira.
Elon Musk Siap Meluncurkan Partai Baru?
Elon Musk, sang miliarder yang tak asing di telinga kita, kini tengah terlibat dalam perselisihan dengan Presiden Trump. Hal ini memicu lagi niatnya untuk mendirikan partai politik baru, yang ia sebut sebagai “America Party.” Dia mengungkapkan ide ini setelah adanya kesepakatan kontroversial yang merombak menghadirkan kebijakan pajak dan domestik. Dengan posisi Musk yang bisa dibilang tak tertandingi sebagai orang terkaya di dunia, niat ini membuat banyak orang bertanya, seberapa sulitkah sebenarnya untuk membangun sebuah partai baru?
Kompleksitas Hukum Negara Bagian
Musk memainkan kartu ini ketika persetujuan tentang “One Big Beautiful Bill Act” menjadi sorotan. Dia berjanji, “Jika undang-undang pengeluaran gila ini disetujui, Amerika Party akan dibentuk keesokan harinya.” Dalam posannya di X, dia menegaskan pentingnya adanya alternatif bagi partai Demokrat-Republican yang telah menguasai politik Amerika, agar suara rakyat benar-benar didengar. Namun, niat itu tak semudah itu untuk diwujudkan; ada banyak kendala dan rintangan yang harus dihadapi.
Rintangan di Depan Mata
Mengatur 50 undang-undang berbeda di tiap negara bagian bisa jadi sebuah labirin yang membuat bingung. Menurut Brett Kappel, seorang pengacara pemilihan, setiap negara bagian memiliki peraturan hukum yang berbeda untuk mengakui partai politik. “Partai politik adalah makhluk negara bagian,” kata Kappel. Ada banyak cara untuk memperoleh akses ke surat suara, namun rata-rata persyaratan sangat tinggi bahkan bisa dibilang sulit untuk dilalui. Di California, misalnya, partai baru harus mendaftar sekitar 75.000 anggota terdaftar atau mengumpulkan 1,1 juta tanda tangan untuk bisa muncul dalam pemilihan.
Masa Depan Partai Baru di Tangan Musk?
Setelah mengantongi hak untuk muncul di kotak suara, partai yang baru berdiri harus berjuang lagi untuk tetap terdaftar. Ini juga termasuk mendapatkan setidaknya 2% suara di suatu pemilihan supaya tetap relevan. Dan untuk diakui di tingkat nasional, partai tersebut harus memperoleh penilaian dari Komisi Pemilihan Federal (FEC). Tidak hanya tugas ini yang menantang, tetapi dia juga harus menghadapi kritik tajam dari partai-partai besar yang ingin mempertahankan dominasi mereka. Kappel menjelaskan bahwa hukum yang ada memiliki bias terhadap dua partai besar ini.
Musk dan Uang Kampanye
Dalam hal pembiayaan, kendala ini mungkin tidak terlalu berat bagi Musk. Menurut Forbes, kekayaan bersihnya melebihi $350 miliar. Dia telah menggelontorkan $277 juta untuk mendukung Trump dan kandidat lainnya di pemilihan 2024. Meski sempat cukup aktif, Musk akhirnya menyatakan ingin mengurangi keterlibatan politiknya. Dia merasa tidak perlu lagi berkorban banyak uang untuk hal itu, dan mengatakan kepada para pemegang saham Tesla bahwa keterlibatan politiknya akan semakin berkurang.
Dukungan dari PAC dan Tantangan Masa Depan
Jika ia mengorganisir partai baru, ia mungkin akan menghadapi banyak tantangan yang rumit mengenai penghasilan. Sebelum sebuah partai diakui secara resmi, biasanya mereka diorganisir sebagai kelompok nirlaba. Ini berarti donator tidak terikat oleh batasan berapa banyak uang yang bisa mereka sumbangkan. Tapi begitu partai tersebut dikenal secara nasional, donor seperti Musk akan dibatasi oleh FEC dalam sumbangan politik. “Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun partai baru dengan ambisi nasional. Sepertinya, Musk harus bersiap menunggu jauh lebih lama dari yang ia inginkan,” ungkap Kappel.
Menghadapi Tantangan Politik di Masa Depan
Di tengah semua drama ini, Musk terlihat masih ingin berkontribusi dalam politik. Dia mengatakan akan mendukung tantangan utama untuk anggota GOP yang tidak setuju dengan “One Big Beautiful Bill Act.” Ini mungkin saja menjadi sinyal bahwa meskipun ia berniat mendirikan partai baru, dia tetap berada dalam lingkaran pengaruh Republik. Pada saat yang sama, Trump menyatakan sedikit penyesalan atas reaksi Musk terhadap kebijakan pajak yang bisa merugikan Tesla, menunjukkan hubungan yang rumit di antara keduanya. Trump bahkan menyebut, “Elon adalah pria yang luar biasa, dan saya tahu dia akan berhasil.”
Musk berambisi untuk merubah wajah politik Amerika dengan mendirikan partai baru berlatar belakang ketidakpuasan terhadap partai yang ada. Namun, banyak rintangan hukum dan finansial harus dihadapi sebelum ambisinya terwujud. Dengan kekuatan finansial yang melimpah, pertanyaannya adalah apakah dia benar-benar akan menciptakan alternatif yang diharapkan masyarakat?